Hubungan Pendekatan Health Belief Model Terhadap Kepatuhan Penggunaan Obat Pasein Gagal Jantung
Abstract
Gagal jantung merupakan kondisi jantung tidak mampu memompa sehingga memperhambat aliran darah ke seluruh tubuh. Prevalensi kasus gagal jantung di Kalimantan Selatan sebesar 1,3%. Faktor penting penderita gagal jantung yaitu kepatuhan penggunaan obat sehingga dapat mengurangi dampak seperti memburuknya kondisi jantung dan kematian. HBM digunakan untuk mengetahui alasan seseorang tidak patuh sehingga dapat meningkatkan kepatuhan penggunaan obat pasein gagal jantung. Mengetahui hubungan pendekatan HBM terhadap kepatuhan penggunaan obat pasein gagal jantung di RSUD Ulin Banjarmasin. Rancangan penelitian yaitu cross sectional. Analisis data menggunakan uji chi square. Sampel penelitian 71 orang. Teknik pengambilan data purposive sampling. Persepsi kerentanan memiliki nilai p value (1,000 > 0,05), persepsi keparahan memiliki nilai p value (0,010 < 0,05), manfaat yang dirasakan memiliki nilai p value (0,970 > 0,05), hambatan yang dirasakan (0,183 > 0,05), efikasi diri memiliki nilai p value (0,145 > 0,05) dan tindakan untuk berperilaku sehat memiliki nilai p value (0,065 < 0,05). Kepatuhan penggunaan obat pasein gagal jantung kategori patuh memiliki presentase 54,9% dan kategori tidak patuh sebesar 45,1%. HBM memiliki peranan penting dalam meningkatan kepatuhan pasein gagal jantung. Pendekatan HBM dengan komponen persepsi kerentanan, manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, efikasi diri dan tindakan berperilaku sehat tidak berhubungan dengan kepatuhan sedangkan komponen persepsi keparahan berhubungan dengan kepatuhan.
Copyright (c) 2022 Andraini, Iwan Yuwindry, Rahmadani Rahmadani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.