FENOMENOLOGI AGAMA: MENIMBANG TAWARAN AHIMSA-PUTRA DALAM MEMAHAMI AGAMA
Abstract
Studi tentang fenomenologi agama dapat dilacak dari filosofi fenomenologi Husserl. Dalam versi murni Edmund Husserl "fenomenologi bertujuan untuk menemukan landasan bagi pengetahuan manusia. Fenomenologi mencoba menjelaskan persepsi individu sebagai pengalaman ruang, warna, dan cahaya. Fenomenologi tidak tertarik pada penjelasan. Fenomenologi menginginkan pengalaman langsung. Fenomenologi mendasarkan seluruh asumsinya pada apa yang disebut "life world", yang dapat diterjemahkan ke dalam dunia kehidupan sehari-hari, kurang lebih persis apa yang disebut Alfred Schutz sebagai "everyday life". Artikel ini mencoba menggambarkan tawaran paradigma dari Ahimsa-Putra untuk memahami fenomena keagamaan. Dalam bukunya, Ahimsa-Putra menjelaskan secara rinci bagaimana ide-ide fenomenologis dapat diterapkan dalam studi agama, dan bagaimana agama dapat didefinisikan secara fenomenologis. Selain itu, beberapa implikasi etis metodologis juga dijelaskan jika ada studi fenomenologis agama. Dengan berpegang pada paradigma fenomenologi, diharapkan para peneliti agama akan dapat memperoleh etnografi fenomenologis yang maksimal dari 'agama' dan 'kepercayaan' masyarakat
Copyright (c) 2019 Mohammad Isfironi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.